Benda asing yang terdapat di jaringan/otot :
o Lokalisasi dengan jarum
o Dengan tanda bernomor
o Dengan dot marker
o Metode triangulasi dan parallax
TEKNIK LOKALISASI DENGAN RADIOGRAFI
1. Right angle projections
Yaitu dengan menggunakan proyeksi AP, PA dan lateral dengan titik bidik langsung pada corpalnya.
2. Oblique projections
Yaitu digunakan pada struktur organ yang saling overlaping à antara tulang dengan gambaran corpal yang berdekatan. Apakah corpal melekat pada tulang atau soft tissu.
3. Tangensial projections
Yaitu digunakan untuk mendeteksi benda asing yang berada di permukaan tubuh.
4. Single film triangulation
à untuk mencari benda asing yang letaknya lebih dalam pada tubuh
Harus diketahui :
o Ukuran yang akurat tentang ISD (Image Shift Distance) dan TSD (Tube Shift distance) yang digunakan.
o Atur pasien dan film untuk dua kali eksposi dalam satu film.
o Ukuran yang akurat dari jarak skin surface dengan film.
Peralatan yang digunakan :
§ Pesawat sinar-x yang ada C-arm nya
§ Jangka gambar
§ Gelang logam
§ Lokalizer
§ Kaset dan film sinar-x
Cara menentukan MSS dengan fluoroscopy :
à setelah ketemu corpal, ditempatkan gelang logam atau dengan tinta, dibuat tegak lurus terhadap permukaan.
à dibuat radiograf satu pada MSS
Exp.I TSD II
TSD :Tube Shift Distance
(Pergerakan tabung)
ISD : Image Shift Distance
(Pergeseran bayangan)
à dalam 1 film dilakukan
2 kali eksposi.
a = c + b
ISD Film
Tujuan menggunakan metode triangulasi :
à Untuk mengetahui kedalaman corpal dalam tubuh
Contoh :
Diketahui : SID = 40 inchi, TSD = 6 inchi dan ISD = 1,5 inchi, hitung benda asing dengan menggunakan cara triangulasi ?
(40 X 1,5) : (6 + 1,5 ) = 8 inchi.
Cara mengukur triangulasi = dengan menggunakan jangka
Pengukurannya menggunakan alat bantu : Lokalizer
Syarat dilakukan triangulasi :
Kedalaman harus lebih dari 10 cm
Film
Lokalizer
10
II
I
2
1
Cara menentukan :
1. Posisikan lokalizer tegak lurus dengan TSD dan sejajar dengan MSS
2. Tangga yang paling kecil menempel pada permukaan kulit
3. Setiap step adalah 1 cm karena tebal tubuh umumnya 25 cm
4. Posisi film =sedikit corpal masuk dan semua lokalizer masuk ke film
5. Lokalizer berupa tangga dan berlubang-lubang
6. Jika dilakukan 2 kali eksposi maka lubang yang dekat dengan film semakin berhimpit
7. Menggunakan film ukuran 35X35 cm.
Ujung corpal a dan ujung corpal b diukur kemudian dikorelasikan dengan lokalizer, sehingga bisa diketahui kedalamannya.
TEKNIK LOKALISASI DENGAN FLUOROSCOPY
1. Parallax method
o Menggunakan prinsip efek yang terjadi pada perubahan posisi obyek sebagai akibat perubahan posisi dalam memandang obyek tersebut
o Terjadi struktur yang berbeda akibat dilakukan 2 eksposi terhadap organ dengan menempatkan titik fokus yang berbeda (kekanan dan kekiri)
I II
A
B
A” B” A’ B’
Contoh : adanya lesi diparu
- AP untuk mengetahui letak di kanan/kiri
- Lat untuk mengetahui letak didepan/belakang
Untuk membuat radiograf corpal :
AP : diberi marker (MSS) pada lubang
Tujuannya untuk mengetahui tempat lubang dengan posisi peluru.
Lat : Untuk mengetahui kedalaman/jarak peluru dengan marker.
Cara meletakkan MMS :
MSS harus tegak lurus dengan corpal à caranya harus diflouroscopy dulu sehingga tepat tegak lurus dengan corpal.
MSS
3 cm 3cm
3cm 3cm
MSS
Persamaan metode parallax dengan triangulasi :
ü Peralatan (equipment)
ü Identifikasi permukaan kulit (marking sking surface)
ü Pergeseran tabung (tube shift)à 6 cm
ü Aplikasi
ü Pengukuran (deepth measurement)
Kelemahan Parallax/triangulasi :
a. Harus menggunakan fluoroscopy
b. Obyeknya tunggal atau maksimal dua
c. Tidak bisa dilakukan bila berada di saluran/sistem.
Syarat-syarat pelaksanaan parallax/triangulasi :
a. menggunakan pesawat C-arm
b. dilakukan di Instalasi bedah
c. dalam keadaan steril
2. Right-angle method
Dilakukan dengan proyeksi AP dan Lateral
3. Profunda method
Adalah melihat benda asing dengan menggunakan fluoroscopy. Karena prosedur ini memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga dosis radiasi yang diterima oleh pasien dan dokter bedah lebih banyak, maka metode ini jarang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar